Pangeran tidur - 3

0 comments

Temukan kami di Facebook
Dua bulan berlalu sudah. Sang raja sudah tidak pernah memikirkan lagi mimpinya itu. Seluruh kerajaan Antah Dimana Berada sudah bersih dari benda bernama pedang. Sejak saat itu segala kegiatan berperang atau berburu hanya dilakukan dengan panah dan tombak saja. Sang raja sudah yakin bahwa putranya akan terhindar dari ancaman goresan pedang.
Suatu hari sang raja sedang mandi di kolam belakang istananya bersama-sama dengan lima orang selirnya yang cantik-cantik. Kelima selir itu asyik menggosok-gosok tubuh sang raja yang telanjang bulat. Kadangkala ada juga selir yang iseng mengemut kontol sang raja yang besar dan panjang itu. Sedang asyik-asiknya mereka mandi, tiba-tiba sebuah cahaya yang sangat terang berkelebat menyilaukan daerah sekitar kolam.
Kemudian muncullah peri baik hati yang pernah menemui raja dalam mimpinya. Para selir menjerit-jerit saat melihat seorang pemuda tampan berdiri tegak di tepi kolam. Yang membuat mereka menjerit itu sebenarnya bukan karena kehadiran pemuda itu, namun kontol besar sang peri yang membayang dari busananya itulah yang membuat mereka menjerit. Meskipun ukuran kontol sang raja sudah gede, namun kontol pemuda ini jauh lebih gede. Mereka belom pernah melihat kontol segede milik pemuda tampan. Dengan tingkah seperti malu-malu kelima selir itu tetap melotot memandangi batang besar yang menggantung diantara selangkangan pemuda itu.
"Selamat sore wahai raja," sapa peri itu lembut.
"Peri baik hati. Ternyata engkau memang benar-benar ada. Aku sempat meragukanmu wahai peri, karena aku kira engkau hanya sekadar mimpiku saja," kata sang raja.
"Tentu saja aku benar-benar ada wahai raja. Seperti janjiku, hari ini aku datang untuk memberikan ramuan penawar kutukan peri jahat untuk putramu,"
"Terima kasih wahai peri. Dapatkah aku menerima ramuan itu sekarang?"
"Tentu saja bisa wahai raja. Ambillah cawan tempat minummu sebagai wadah ramuan itu,"
"Baiklah kalau begitu. Selirku ambilkan cawan tempat minum dan bawa kemari segera!" perintah sang raja pada seorang selirnya.
Dengan tergopoh-gopoh selir yang ditunjuk itu segera mengikuti perintah sang raja. Dengan tubuh masih basah kuyup dan telanjang bulat ia segera mengambil cawan dari dalam istana. Tak lama ia kembali dan menyerahkan cawan itu pada sang raja. Kemudian sang raja menyerahkan cawan itu pada sang peri tampan.
"Ini cawannya wahai peri,"
"Wahai raja, ramuan itu diciptakan oleh raja kami dan ia memasukkannya dalam tubuhku. Karena itu aku butuh bantuan engkau dan juga permaisurimu untuk mengeluarkannya. Karena itu panggillah permaisurimu kemari," kata sang peri.
Meskipun bingung dengan kata-kata sang peri, Raja Negeri Antah Dimana Berada memerintahkan salah seorang selirnya untuk segera memanggil permaisuri. Tak lama sang permaisuri juga telah hadir di kolam itu. Melihat kelima selir sang raja yang bugil di dalam kolam perasaan cemburu sang permaisuri muncul. Namun saat itu ia terpaksa melupakan perasaan cemburunya. Matanya menatap tajam ke arah peri tampan itu. Kontol sang peri membuatnya takjub. Sang raja kemudian berkata pada permaisurinya.
"Wahai permaisuriku, inilah peri baik hati yang kuceritakan padamu. Saat ini ia hadir untuk memberikan ramuan penawar kutukan peri jahat pada putra kita. Kehadiranmu kemari adalah atas permintaannya agar kita membantunya mengeluarkan ramuan itu yang dimasukkan oleh raja mereka ke dalam tubuhnya," kata sang raja.
"Bagaimana kita membantunya mengeluarkan ramuan itu wahai suamiku?" tanya sang permaisuri.
"Aku juga belum mengetahuinya wahai istriku. Marilah kita dengarkan apa yang akan diutarakan oleh peri ini. Katakanlah wahai peri," kata sang raja.
"Ramuan itu harus aku keluarkan melalui kontolku ini wahai raja dan permaisuri. Karena itu aku meminta kalian untuk membantuku mengeluarkannya," kata sang peri tetap dengan suara lembut.
"Maksud engkau?" sang raja terhenyak.
"Aku rasa maksudnya jelas wahai raja. Mendekatlah kalian berdua kepadaku dan isaplah kontolku ini agar ramuan itu bisa kukeluarkan,"
"Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu wahai peri. Engkau kan dapat mengeluarkannya sendiri dengan mengocok kontolmu disini,"
"Tidak bisa wahai raja. Ramuan itu terdiri dari cairan yang keluar dari kontolku ini, ditambah dari kontolmu dan juga dari vagina permaisurimu ditambah dengan ludah kita bertiga. Karena itu kalian berdua harus menghisap kontolku agar cairan itu keluar dan kemudian aku dan permaisurimu akan bergantian menghisap kontolmu agar cairanmu keluar. Setelah itu aku dan engkau harus menghisap vagina permaisurimu hingga cairannya keluar. Campuran cairan itulah yang kemudian harus dimunumkan pada putramu sebagai penawar kutukan itu,"
"Aku tidak sudi melakukannya!" kata sang raja berang.
Suaranya menggelegar. Para selir ketakutan. Sementara itu sang permaisuri yang karena perasaan cintanya pada putranya ditambah lagi membayangkan menghisap kontol besar milik peri itu yang sedemikian menggoda menjadi marah melihat penolakan sang raja.
"Aku tak menyangka engkau ternyata tidak menyayangi putramu wahai suamiku," katanya dengan suara yang tak kalah menggelegarnya.
"Tapi permaisuriku.. Aku harus menghisap kontolnya..,"
"Tidak ada tapi-tapian. Kalau engkau memang benar-benar menyayanginya maka engkau harus bersedia melakukan apa saja untuknya. Bahkan kalau perlu mempertaruhkan nyawamu. Dia adalah penerus engkau wahai suamiku," kata sang permaisuri.
Sang raja pusing tujuh keliling. Seumur-umur kontolnya yang selalu dihisap oleh orang lain. Namun kali ini ia harus menghisap kontol peri itu.
"Ayo suamiku mari kita lakukan. Kalau engkau tidak mau melakukannya, maka aku akan bunuh diri bersama putramu. Untuk apa ia hidup hanya hingga usia tujuh belas tahun. Lebih baik sejak sekarang ia mati bersamaku," ancam sang permaisuri yang sudah tak sabar ingin mengecap kontol besar peri itu.
"Jangan permaisuriku. Jangan kau lakukan itu.. Hahh.. Baiklah. Mari kita lakukan," kata sang raja dengan sangat terpaksa.
Ia membuang nafasnya keras. Dengan tubuh bugil basah kuyup ia keluar dari dalam kolam. Dipegangnya tangan istrinya, kemudian dengan bergandengan tangan mereka mendekati peri tampan itu. Sang peri segera mengangkat jubah bagian bawahnya. Kontol besarnya yang menjuntai kini terpampang dengan jelas. Besar, gemuk dan berurat. Di sekitar pangkalnya hingga buah pelirnya yang menggantung tumbuh lebat jembut hitam. Sang peri kemudian duduk di kursi yang ada di kolam itu. Pahanya yang gempal berotot dikangkangkannya lebar-lebar.
"Kalian berdua jongkoklah di depanku," katanya.
Sang raja dan permaisuri mengikuti apa yang diakatakan sang peri. Mereka berjongkok di hadapan selangkangan peri itu.
"Mulailah sekarang," kata sang peri sambil menggenggam kontolnya.
Sang permaisuri segera menundukkan mukanya mendekati kontol besar milik peri itu. Sementara sang raja masih diam dengan mata menatap tajam kontol besar itu. Para selir memandangi saja pertunjukan mesum di hadapan mereka.
"Suamiku, apalagi yang engkau tunggu. Mulailah," kata sang permaisuri.
"Benar wahai raja. Mulailah. Engkau dan permaisurimu silakan menjilat-jilat dulu batang kontolku ini," kata sang peri.
Jantung sang raja berdebar keras. Mukanya mendekat ke kontol sang peri. Mulutnya dibukanya sedikit menjulurkan lidahnya ke luar. Ujung lidahnya disentuhkannya pada batang kontol peri itu. Sementara itu sang permaisuri sudah menyapukan lidahnya pada batang kontol besar yang berurat itu. Sang raja merasa aneh saat merasakan daging gemuk berurat itu di ujung lidahnya. Baru sekali ini dalam hidupnya ia merasakan kontol. Lidahnya mulai menyapu-nyapu batang kontol itu. Demikian pula sang permaisuri.
"Argghh..," erang sang peri, kontolnya mulai bergerak membesar.
Sang raja dan permaisuri terus menjilat-jilat. Kontol itu terus membesar hingga akhirnya menjadi sebesar terong ungu.
"Sekarang mulailah hisap bergantian.. Oohh..," kata sang peri.
Permaisuri langsung melaksanakan kata-kata sang peri. Ia segera memasukkan kepala kontol sang peri dalam mulutnya. Kontol itu dikulumnya kuat-kuat dengan penuh nafsu sembari lidahnya menyapu batang kontol itu. Sang raja masih terus menjilat-jilat.
"Ohh.. Yahh.. Ohh.. Kamu hebat permaisuri.. Yahh.. Begitu.. Ohh..," racau sang peri keenakan.
Permaisuri mengulum terus tiada henti. Ia sungguh menikmati batang kontol besar itu dalam mulutnya.
"Gantianhh shh.. Aohh.. Permaisruihh.. Gantiannhh..," kata sang peri menyuruh sang permaisuri yang sedang di mabuk birahi mengulum kontolnya untuk bergantian dengan sang raja. Dengan perasaan kurang enak sang permaisuri akhirnya melepaskan mulutnya dari kontol itu.
"Suamiku, sekarang kamu harus mengulumnya," kata sang permaisuri. Sang raja menatap lekat-lekat kontol besar peri tampan itu yang berdiri tegak belepotan ludah istrinya.
"Aku harus memasukkan kontolmu dalam mulutku?" tanyanya sambil emmandang sang peri.
"Ya wahai raja. Lakukanlah. Tidak hanya memasukkan saja, tapi engkau juga harus menghisapnya," sahut sang peri tersenyum.
"Aku.. Nghh..,"
"Sudahlah suamiku. Lakukan saja. Engkau akan menikmatinya nanti," kata sang permaisuri tak sabar.
Ia sudah tak sabar untuk menghisap kontol itu kembali setelah sang raja.
"Cepatlah wahai raja. Agar ramuan ini cepat bisa keluar," kata sang peri.
Sang raja pelan-pelan mulai membuka mulutnya lebar-lebar. Lalu kontol besar itu dimasukkannya ke dalam mulutnya. Para selir yang melihat hanya bisa ngiler. Mereka mulai menggesek-gesek vagina mereka sendiri dengan jari. Mulut sang raja penuh dengan kontol besar itu.
"Hisapp.. Ohh..," erang sang peri.
Sang raja mulai menghisap. Ia melakukan sedotan kecil pada batang itu. Sang peri menggelinjang. Hisapan raja kembali berlajut. Kali ini semakin keras. Semakin keras dan berulang-ulang lidah sang raja menyapu-nyapu batang kontol itu dalam mulutnya. Rupanya sang raja mulai menikmati sensasi mengulum kontol. Kini ia mengulum dengan sangat bersemangat. Sementara sang peri sibuk menjilat dan mengulum-ngulum biji pelir sang peri.
"Ohh.. Ohh.. Ohh..," erang sang peri. Kuluman sang raja terus berlanjut.. Malahan kepalanya kini mulai bergerak maju mundur mengeluar masukkan kontol sang peri.
"Enak kan suamiku?" bisik sang permaisuri di telinga sang raja. Dengan nakal digigitnya daun telinga sang raja lembut. "Hmmennakkhh..," sahut sang raja dengan mulut masih menyelomoti kontol itu.
Para selir asyik menonton raja mereka yang sedang sibuk memuluti kontol sang peri. Sambil menonton, mereka juga mulai saling merangsang. Remas-meremas, raba-raba, dan Jilat menjilat payudara dan vagina satu sama lain.
Bersambung . . . .





Komentar

0 Komentar untuk "Pangeran tidur - 3"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald