Gairah terlarang - 3

1 comments

Temukan kami di Facebook
Kami bertiga terkejut mendengar suara klakson mobil kupastikan itu suara klakson mobil Papaku yang memang khas. Mbak Sari menengok melalui jendela di dekatnya. Dari jendela itu dia bisa melihat halaman luar rumahku.

"Papa. Papa pulang." Teriak Mbak Sari.

"Kalian beresin kamar ini. Biar Mama yang bukakan pintu pagar." Kata Mamaku yang kemudian mengambil semua pakaiannya yang tergeletak dilantai termasuk pakaian dalamnya.

Sambil berjalan dia memakai semua pakaiannya itu. Sedangkan aku dan Mbak Sari merapikan tempat tidur. Beruntung Papaku membunyikan klakson mobil. Kalau tidak dan dia langsung masuk. Bisa berabe jadinya. Setelah rapi dan memakai pakaian rumah aku dan Mbak Sari lalu turun ke lantai bawah. Papaku dan Mamaku malah naik ke lantai atas.

Ternyata Papaku pulang hanya sebentar. Papaku pulang untuk meninggalkan mobil dan membawa pakaian ganti karena kantornya mengirimnya ke Singapura. Entah bohong atau tidak. Aku tidak begitu peduli. Mungkin saja dia punya wanita idaman lain. Kulihat jam dinding di ruang lantai atas itu. Jarum pendeknya menunjukkan angka dua dan jarum panjangnya tepat pada angka duabelas.

Rencananya Mamaku mau mengantar ke airport. Naik taksi ke kantornya dulu. Mengambil mobil yang tadi kelupaan dibawa karena begitu semangatnya diajak pulang Mbak Sari. Didalam kamar aku dan Mbak Sari menata pakaian Papaku. Sedangkan Papaku mandi di kamar mandi sebelah kamar tidur. Mamaku entah kemana. Aku lalu turun mengambil kantong plastik.

Kulihat Papaku dan Mamaku yang sama-sama telanjang saling berpelukan. Tubuh keduanya basah oleh air. Tangan Mamaku menutup pintu kamar mandi. Tapi tidak tertutup sepenuhnya. Aku masih bisa melihat bagaimana Mamaku mengocok penis Papaku yang besar dan panjang itu dengan tangan kanannya. Tangan kirinya berpegangan erat dengan tangan kanan Papaku. Sementara tangan kiri Papaku meremas-remas kedua payudara Mamaku bergantian.

Kurasakan ada yang melepas kaosku dan kemudian memelukku dari belakang. Aku mencoba menoleh ke belakang yang disambut jilatan lidah Mbak Sari ke lidahku. Tangan kanannya meremas-remas kedua payudaraku bergantian. Sedangkan tangan kirinya masuk ke celana kulotku yang tanpa celana dalam. Jari tengahnya mengocok vaginaku.

Tanpa sadar, kami berdua sudah telanjang dan bergabung dengan Papaku dan Mamaku didalam kamar mandi yang termasuk luas ini. Tubuh kami berdua juga sudah basah oleh air. Mamaku duduk dipangkuan Papaku. Pantatnya diturun naikkan seiring dengan keluar masuknya penis Papaku ke dalam vagina Mamaku. Aku dari samping kiri menjilati payudara kiri Mamaku. Sedangkan Mbak Sari dari samping kanan meremas-remas payudara kanan Mamaku.

"Aaahh.." Desah Mamaku.

Beberapa saat kemudian Mamaku merangkak. Aku terlentang di bawah Mamaku dan menjilati vagina Mamaku yang masih dikocok oleh penis Papaku dari belakang yang juga menjilati leher Mamaku dengan lidahnya. Mbak Sari mengangkangkan kedua kakiku dan menjilati vaginaku yang sudah mengeluarkan cairan-cairan kenikmatannya.

Mamaku merangkak ke depan dan saling berjilatan lidah dengan Mbak Sari. Penis Papaku disentuhkan ke mulutku. Aku membuka mulutku dan keluar masuklah penis Papaku ke dalam mulutku. Sedangkan Mbak Sari juga meremas-remas payudara kananku dengan tangan kanannya. Jari tengah tangan kirinya mengocok vaginaku. Kedua tanganku hanya bisa membelai kedua paha Mamaku.

Mamaku kemudian menelentangkan tubuhnya ke lantai kamar mandi. Papaku dari belakang kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina Mamaku yang kemudian memiringkan tubuhnya. Aku duduk di belakang Papaku dan tangan kiriku membelai leher penis Papaku yang keluar masuk vagina Mamaku. Sedangkan Mbak Sari menjilati puting payudara kanan Mamaku dengan lidahnya. Mamaku hanya bisa mendongakkan kepala dan keluarlah jeritan kecil dari mulut Mamaku.

"Aaahh.."

Mbak Sari membungkam jeritan Mamaku dengan menyodorkan payudara kirinya untuk dihisap Mamaku. Papaku minta bagian untuk menghisap payudara kanan Mbak Sari. Sedangkan aku mengeluarkan penis Papaku dan kukocok dengan tangan kiriku. Jari tengah tangan kananku mengocok vagina Mamaku.

"Aku mau keluar nih." Kata Papaku.

"Masukkan lagi San." Pinta Mamaku.

Kumasukkan kembali penis Papaku ke dalam vagina Mamaku. Papaku juga membelai paha kanan Mamaku dengan tangan kanannya. Aku juga berbaring miring di belakang Papaku. Kugesekkan kedua payudaraku ke punggung Papaku. Tangan kananku maju ke depan dan meremas-remas payudara kanan Mamaku. Kepala Mbak Sari berkali-kali mendongak ke atas. Payudara kanan Mbak Sari masih dihisap oleh Papaku.

"Aaahh.." Desah Mbak Sari.

Papaku akhirnya mencapai orgasme di dalam vagina Mamaku. Aku dan Mbak Sari serentak mengangkat tubuh Mamaku. Kami bertiga bersandar pada dinding keramik kamar mandi. Aku di samping kanan Mamaku dan Mbak Sari di samping kiri Mamaku. Papaku masih terlentang di lantai kamar mandi. Penisnya sudah lemas. Mamaku menyentuh penis Papaku dengan kaki kirinya. Penis Papaku kembali tegang walaupun masih setengah.

Papaku kembali berdiri. Secepatnya aku jongkok di depannya dan kukulum penisnya dengan mulutku. Penis Papaku keluar masuk mulutku. Tangan kiriku juga membelai kedua buah pelirnya. Papaku mendongak ke atas menahan nikmat. Mbak Sari dari belakang memeluk Papaku dan menggesekkan kedua payudaranya ke punggung Papaku sambil kedua tangannya membelai dada Papaku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat. Mamaku kulihat hanya duduk dan meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan kedua tangannya.

"Aaahh.." Desah Papaku.

Kutelentangkan tubuhku di lantai kamar mandi diantara kedua kaki Papaku yang mengangkang. Mbak Sari jongkok di belakang Papaku dan diraihnya penis Papaku ke belakang. Dijilatinya kepala penis Papaku sambil jari tengah tangan kirinya mengocok vaginaku.

Tetapi Papaku malah mengarahkan penisnya ke mulutku yang langsung saja mengulum penis Papaku sambil kukocok dengan tangan kiriku. Kedua tangannya meremas-remas kedua payudara Mamaku yang berdiri di depan Papaku. Sedangkan Mbak Sari menjilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vaginaku dengan lidahnya.

Papaku lalu mengarahkan penisnya ke vagina Mamaku. Tetapi Mamaku malah menghindar. Papaku lalu terlentang di lantai kamar mandi. Mamaku lalu duduk diselangkangan Papaku. Otomatis penis Papaku masuk ke dalam vagina Mamaku yang kemudian menaikturunkan pantatnya. Aku berdiri di samping kiri Papaku. Kupegang tangan kiri Papaku dan kusentuhkan ke vaginaku. Sedangkan Mbak Sari yang berdiri di samping kanan Papaku dengan nafsunya menjilati lidahku yang keluar dan tangan kanannya meremas-remas payudara kiriku.

"Aaahh.." Desah Mamaku tidak karuan.

Papaku mengeluarkan penisnya dan dihisapnya vagina Mamaku yang berdiri mengangkangkan kedua kakinya. Aku dan Mbak Sari berebutan menjilati kepala penis Papaku dan mengocok penis Papaku. Papaku lalu berdiri dibimbing Mamaku. Dari belakang kedua tangan Mamaku mengocok penis Papaku. Aku dan Mbak Sari duduk berdampingan dengan mulut menerima air mani yang sedikit demi sedikit keluar dari penis Papaku.

Air mani Papaku tumpah di kedua payudaraku dan kedua payudara Mbak Sari. Mbak Sari menggesekkan payudara kirinya ke payudara kananku. Lidah kami berdua menjulur keluar menerima sisa-sisa air mani Papaku yang juga dijilati oleh Mamaku dari samping kanan. Kedua jari tengah tangan kanan kami saling mengocok vagina yang banjir oleh cairan-cairan kenikmatan. Jari tengah tangan kananku mengocok vagina Mbak Sari. Sedangkan jari tengah tangan kanan Mbak Sari mengocok vaginaku.

"Hhhmm.."

Aku tidak kuat untuk duduk. Kutelentangkan tubuhku sambil tetap menjilati kepala penis Papaku. Mbak Sari setengah memangku kepalaku sambil tetap juga menjilati kepala penis Papaku bergantian denganku dan juga tangan kirinya meremas-remas payudara kiriku. Sedangkan jari tengah tangan kanannya mengocok vaginaku. Mamaku asyik berjilatan lidah dengan Papaku yang kedua tangannya meremas-remas pantat Mamaku.

Akhirnya kami berempat saling memandikan. Tetapi persetubuhan gila ini belumlah selesai. Selesai mandi dan menghanduki tubuh, dengan tetap telanjang Mamaku menyeret Papaku untuk masuk ke kamar. Mamaku menutup pintu kamar dan mencoba menguncinya. Mamaku melarang aku dan Mbak Sari untuk masuk. Aku dan Mbak Sari nekad dan saling dorong pintu dengan Mamaku. Mamaku kalah. Kami berdua berhasil masuk.

Mamaku marah-marah. Tetapi entah mengapa aku dan Mbak Sari didorong oleh sesuatu untuk menghampiri Papaku yang tengah memakai celana panjang. Kami berdua memelorotkan celana panjang yang belum sempat dikancingkan itu termasuk celana dalamnya. Penis Papaku masih lemas. Aku dan Mbak Sari membelai kedua paha Papaku bergantian.

Mamaku tidak marah lagi bahkan ikut bergabung dengan kami. Kami bertiga membimbing Papaku untuk terlentang di atas tempat tidur. Aku duduk di samping kiri Papaku. Lalu kujilati paha kanan Papaku sambil tangan kiriku membelai leher penis Papaku yang mulai tegang. Mbak Sari yang duduk di samping kanan Papaku membelai dada Papaku. Sedangkan Mamaku mengangkangkan kedua kakinya tepat di atas kepala Papaku. Papaku langsung menjilati vagina Mamaku.

"Aaahh.." Desah Mamaku.

Penis Papaku sudah tegang dan kukulum kepala penisnya dengan mulutku sambil tangan kiriku mengocok leher penisnya. Kurasakan cairan-cairan kenikmatan yang mulai keluar dari dalam vaginaku dan dijilati oleh Mbak Sari. Mbak Sari juga meremas-remas kedua payudaraku bergantian dengan tangan kirinya. Sedangkan jari tengah tangan kanannya mengocok sendiri vaginanya.

"Aaahh.." Desah Papaku.

Jilatan lidah Mbak Sari yang semakin liar pada vaginaku membuat aku terhenti dalam mengulum penis Papaku. Aku hanya bisa meremas-remas kedua payudaraku bergantian dengan kedua tanganku. Sedangkan Mamaku menngulum penis Papaku dengan enaknya. Kujulurkan lidahku ke arah Papaku yang kemudian juga menangkap lidahku dengan lidahnya.

Mamaku menindihi tubuh Papaku dan memasukkan penis Papaku ke dalam vaginanya. Lidah Mamaku juga berebutan dengan lidah Papaku untuk menjilati lidahku. Kedua tangannya juga berebutan dengan kedua tangan Mbak Sari dan kedua tanganku sendiri untuk meremas-remas kedua payudaraku. Mbak Sari sendiri masih menjilati vaginaku dengan lidahnya. Sesekali tangan kanannya yang kecil mencoba untuk masuk ke dalam vaginaku. Tetapi kucegah dengan kaki kiriku yang menyentakkan tangan kanannya.

Mbak Sari pindah ke belakang dan menjilati leher penis Papaku yang masih keluar masuk vagina Mamaku. Tangan kanannya membelai kedua buah pelirnya. Sedangkan aku menjilati pantat Mamaku sambil tangan kananku membelai punggung Mamaku.

Mamaku akhirnya tumbang oleh Papaku. Mamaku terjatuh di samping kiri Papaku yang kemudian menyodorkan penisnya untuk dikulum Mamaku. Kulihat Mbak Sari di samping kanan Mamaku terlentang dengan kedua kaki mengangkang. Cairan-cairan kenikmatannya banyak keluar dari dalam vaginanya. Kujilati vagina Mbak Sari dengan lidahku. Sementara Mbak Sari juga saling berjilatan lidah dengan Papaku.

Jilatan lidahku naik ke atas. Kujilati pusar Mbak Sari sambil tangan kananku mengangkat punggung Mbak Sari dan kemudian memeluk pinggangnya. Lidahku semakin naik ke atas. Sebelum saling berjilatan lidah dengan Mbak Sari, lidahku menjilati belahan kedua payudara Mbak Sari. Jari tengah tangan kiriku mengocok vagina Mbak Sari yang mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan.

Lidahku kembali turun ke bawah dan menjilati vagina Mbak Sari yang basah karena cairan-cairan kenikmatan. Kulihat Papaku dan Mamaku berdiri dan saling berjilatan lidah. Tangan kanan Mamaku mengocok penis Papaku dan jari tengah tangan kirinya mengocok vaginanya sendiri.. Sedangkan kedua tangan Papaku memeluk pinggang Mamaku.

Mamaku lalu jongkok di depan Papaku. Mulutnya langsung mengulum penis Papaku. Sedangkan aku sudah menindihi Mbak Sari dan menjilati vaginanya. Mbak Sari sendiri juga menjilati vaginaku. Kedua vagina kami berdua sama-sama banjir oleh cairan-cairan kenikmatan. Aku dan Mbak Sari berlomba untuk sama-sama mencapai orgasme.

Aku kalah dan jatuh terlentang di atas tempat tidur. Nafasku habis. Mbak Sari menang. Mbak Sari lalu menghampiri Mamaku yang sedang menjilati kepala penis Papaku. Mbak Sari membungkukkan tubuhnya untuk kemudian menjilati leher penis Papaku dan juga kedua buah pelirnya. Kedua tangannya juga meremas-remas sendiri kedua payudaranya.

Papaku membimbing Mamaku untuk berdiri dan dari belakang dimasukkannya penisnya ke lubang pantat Mamaku.. Sedangkan Mbak Sari dari belakang Papaku menggesekkan kedua payudaranya ke punggung Papaku. Kedua tangannya maju ke depan dan meremas-remas kedua payudara Mamaku. Jari tengah tangan kirinya masih mengocok vaginanya sendiri.

"Aaahh.." Desah Mamaku.

Mbak Sari lalu pindah ke depan sambil kedua tangannya membelai tubuh Papaku dan Mamaku. Digesekkannya kedua payudaranya ke kedua payudara Mamaku. Mbak Sari mengeluarkan lidahnya dan menjilati lidah Mamaku yang dari tadi terjulur keluar. Kelentit Mbak Sari digesekkan juga ke kelentit Mamaku. Kedua tangan Mamaku meremas-remas pantat Mbak Sari.

Beberapa saat kemudian Mamaku lemas. Mbak Sari jongkok dan mengeluarkan penis Papaku dari lubang pantat Mamaku. Mamaku lalu bergeser ke dekatku. Dia duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran tempat tidur. Mbak Sari lalu dengan nafsunya mengocok penis Papaku. Mulutnya sudah terbuka dan lidahnya dijulurkan. Keluarlah air mani Papaku yang kemudian ditelan oleh Mbak Sari. Aku sendiri ingin bangkit dan bergabung kembali. Tetapi rupanya aku benar-benar kelelahan. Aku terjatuh kembali dan menindihi Mamaku yang langsung memelukku.

Mbak Sari masih menjilati sisa-sisa air mani Papaku ketika terdengar bunyi telepon. Kami berempat akhirnya sadar akan apa yang telah kami lakukan. Mamaku mengangkat telepon kemudian menyusul Papaku yang telah masuk kamar mandi. Sedangkan aku dan Mbak Sari masih termenung di atas tempat tidur.

Bersambung...




Komentar

1 Komentar untuk "Gairah terlarang - 3"

Anonim mengatakan...
30 Januari 2010 pukul 05.46

keren amat nih cerita, gw suka cerita lo wakwakwakwka

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald