Aske dan karyawati baru - 3

0 comments

Temukan kami di Facebook
Saat itu Susan sedang di kerjai oleh Alex, mungkin Alex masih penasaran karena tadi gagal membobol kegadisan Susan pikirku, nafas Susan telihat tersengal-sengal, matanya membeLiak, sementara mulutnya tidak berhenti menjerit-jerit.

"Jangann.. Jangan.. Liaa.. Tolong Susan Li.. Sakiitt..!!" jerit Susan sambil tubuhnya meronta berusaha melepaskan diri dari himpitan Alex yang saat itu sedang berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Susan, setengah sudah penis Alex melesak masuk ke dalam liang vagina Susan.

"Gila luh, punya lu emang benar benar sempit.." ujar Alex sambil terus mendorongkan batang penisnya, membuat Susan makin mengerang kesakitan, Susan berusaha menarik tubuhnya sendiri ke atas supaya batang penis Alex bisa terlepas dari kemaluannya, tapi rupanya Alex sudah sangat bernafsu, ditariknya pinggang Susan ke arah tubuhnya, lalu Alex menghentakkan pantatnya ke arah depan. Dengan sekali hujam amblaslah kemaluannya ke dalam lubang kemaluan Susan.

"Tidak..!! Lepasskan sayaa.. Tolongg..!!" jerit Susan melolong kesakitan tubuhnya melenting ke atas dan tangannya mencengkeram bibir meja dengan keras. Tubuhnya mulai terguncang guncang dengan keras saat Alex mulai memompakan batang penisnya ke dalam kemaluan Susan sambil tangannya meremas-remas payudara Susan dengan kasar, gadis itu memalingkan mukanya ke arahku, sepertinya dia tidak sudi menatap wajah orang yang sedang memperkosanya itu. Susan menatapku air matanya menetes dari matanya yang sayu, rambutnya yang panjang tergerai tidak karuan, sebagian menutupi wajahnya.

"Sshh.. Liaa.. Sakiitt" gumam Susan lirih sambil menatap ke arahku dengan pandangan yang nanar dan putus asa, sepertinya Susan masih tidak percaya kalau saat ini kegadisannya telah terenggut, sesekali matanya terpejam menahan sakit, saat Alex terus menghujamkan batang penisnya dan memompanya dengan kasar.

Sementara di sebelah kiriku, Paul masih sibuk menggerayangi tubuh mulus Aske, melumat bibirnya, mengulum dan sesekali menggigit puting buah dadanya, lalu Paul berdiri dan memposisikan tubuhnya di antara selangkangan Aske, mengeluarkan kemaluannya dan mulai mengesek-gesekannya ke bibir kemaluan gadis itu.

"Dari dulu gua sudah ingin nidurin luh, makanya jangan sombong, gua jebol vagina lu sekarang..!!" gumam Paul sambil memandangi wajah Aske yang cantik.

Lalu Paul meludahi telapak tangannya sendiri dan mengurapinya ke kepala penisnya, kemudian dia mulai mengarahkan batang kemaluannya yang sudah licin itu ke dalam vagina Aske dan mendorongnya dengan perlahan, batang penis Paul masuk sedikit demi sedikit sampai akhirnya amblas seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Aske, raut muka Paul tampak menunjukkan kenikmatan yang luar biasa, saat seluruh batang penisnya terbenam di liang kemaluan gadis itu, matanya sampai terpejam sementara tangannya menarik syal yang melilit di leher jenjang Aske.

"Oughh.. Ssakitt.." gumam Aske mulai tersadar dari pingsannya. Aske kaget bukan kepalang saat sadar ada yang menindih tubuhnya, gadis itu berusaha sekuat tenaga mendorong tubuh Paul yang menindih tubuhnya, tapi terlambat, batang penis Paul sudah menyeruak masuk dan terbenam seluruhnya ke dalam liang kemaluannya yang memang sudah tidak perawan lagi.

"Aahh.. Perihh.. Kak.. Liaa..!!" keluh Aske sambil memalingkan wajahnya ke arahku saat Paul mulai memompa tubuhnya, tubuh Aske berguncang beberapa kali sebelum akhirnya Paul menghentikan pompaannya.
"Payah lu Ke.. Cantik cantik tapi sudah jebol.." sungut Paul kecewa sambil melepaskan batang penisnya dari dalam liang kemaluan gadis itu.
"Ouhh.." Aske mendesah pelan sambil memejamkan matanya saat penis Paul terlepas dari vaginanya.
"Lex, gantian dong.. Gua juga ingin ngerasain cewek item manis yang seksi itu" ujar Paul sambil menghampiri Alex.
"oke.." sahut Alex setuju, lalu melepaskan batang kemaluannya dari vagina Susan, sekarang gantian Paul yang memompa tubuh Susan.

Dia menaikan kedua kaki gadis itu ke atas pundaknya dan mulai memaju mundurkan pantatnya, membuat Susan makin menjerit jerit kesakitan karena Paul memompanya dengan sangat kasar. Tiba tiba aku merasakan tubuhku terdorong ke depan dan selangkanganku terasa sakit, rupanya saat ini Alex sedang berusaha memasukkan batang penisnya ke dalam liang vaginaku.

"Ouhh.. Jangaann.. Sakitt..!!" aku melenguh pelan saat Alex menghujamkan batang kemaluannya dan mulai memompa vaginaku.

Beberapa saat kemudian Alex melepaskan penisnya dari kemaluanku dan berjalan menghampiri tubuh Aske yang saat itu kembali menjerit jerit ketakutan, tapi rupanya Alex sudah tidak peduli, dia langsung menyergap tubuh Aske dan memasukkan batang penisnya dengan paksa ke dalam liang vagina gadis itu, kemudian mulai memompanya sambil tangannya memegangi pinggang Aske

"Oughh.. Perihh.. Sshh.. Sakiitt.. Kak.. Liaa.. Aske diperkosa lagi.. Kak.. Sshh" ucap Aske lirih menatapku sambil menangis.
"Ahh.." aku terpekik pelan saat tangan Alex hinggap di selangkanganku dan mulai memasukan jarinya ke dalam liang vaginaku, aku berusaha menggeser tubuhku, menjauhkan kemaluanku dari tangannya, tapi sia sia karena saat ini kedua tangan dan kakiku terikat dengan erat, aku hanya bisa menangis dan tertunduk tak berdaya saat Alex menyetubuhi Aske sambil mengocok liang vaginaku dengan jarinya.

Hari itu kami di perkosa secara bergiliran oleh mereka, bergantian mereka menggarap tubuhku, tubuh Aske, Susan dan sesekali mereka juga menyetubuhi tubuh Alfa yang saat itu sudah kembali pingsan karena tidak kuat menahan sakit yang mendera kemaluannya.

Aku sudah sangat lemah saat kudengar Alex menggeram di sebelahku, tubuhnya bergetar hebat, dia menghentakan pantatnya ke arah depan, menghujamkan seluruh batang penisnya di dalam liang kewanitaan Aske, sementara kedua tangannya mencengkeram rambut Aske.

"Jangan.. Lepaskan.. Jangan.. didalam..!!" jerit Aske lemah dan putus asa, kepalanya tertunduk dan tangannya memukul-mukul permukaan meja saat Alex memuntahkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang rahim Aske.

Bersamaan dengan itu kudengar Susan menjerit histeris, rupanya Paul juga sudah berejakulasi di dalam liang vaginanya, cairan putih kental bercampur dengan darah perawan Susan tampak berlelehan di sekitar bibir kemaluannya saat Paul mencabut batang penisnya dari liang vagina gadis itu.

Susan masih menangis sesenggukan saat tiba tiba dari arah luar terdengar bunyi gaduh, Alex yang saat itu masih membetulkan letak celananya berpandangan dengan Paul. Seketika mereka berlari memburu ke arah datangnya suara gaduh tersebut, sesaat kemudian terdengar jeritan seorang perempuan disertai dengan bentakkan Paul beberapa kali sebelum mereka kembali masuk ke ruangan sambil menyeret tubuh seorang gadis yang saat itu meronta ronta berusaha melepaskan diri.

"Lepaskan.. Lepaskan.." jerit gadis itu.

Paul dengan reflek membekap mulut gadis itu sambil memeluknya dari belakang, sementara Alex sibuk membongkar dan menumpahkan semua isi tas gadis itu lalu memeriksa barang barangnya satu persatu.

"Namanya Melanie Ul.. Umurnya baru 24 tahun" ujar Alex menunjukan selembar KTP kepada Paul.
"Ngapain lu disini..?" bentak Paul sambil tangannya melepaskan bekapannya dari mulut Melanie.
"Uff.. Tolong.. Lepaskan saya.. Ssaya hanya lewat.." jawab Melanie ketakutan.
"Bohong Ul.. Dia pasti sudah Liat perbuatan kita tadi.." potong Alex.
"Terus gimana dong Lex..?" tanya Paul.
"Ya sudah kita perkosa aja sekalian..!! Lagi pula sayang kalau cewek secantik ini kita lepasin.." seru Alex.

Melanie langsung menjerit ketakutan mendengar perkataan Alex, tubuhnya kembali meronta ronta berusaha melepaskan diri dari dekapan Paul.

"Percuma teriak-teriak, nggak akan ada yang denger suara lu di sini.." seru Paul sambil tetap memeluk tubuh Melanie dari belakang, sementara satu tangannya mulai meremas remas buah dada gadis itu.
"Jangann.. Lepaskan.. Saya.. Saya.. Mohoon.. Saya masih perawan.. Jangan.. Perkosa sayaa.. Tolongg..!!" jerit Melanie makin ketakutan. Sambil kedua tangannya berusaha melepaskan dekapan tangan Paul dari tubuhnya.
"Tapi cepetan Ul, entar kita ketinggalan pesawat" ujar Alex kepada Paul yang saat sedang menciumi leher dan pundak gadis itu.

Rupanya mereka berdua sudah berencana untuk memperkosa kami dan sekarang mungkin mereka hendak kabur ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.. Bajingan mereka.. Pikirku dengan perasaan geram.

"Ya sudah.. Langsung lu jebol aja Lex.." jawab Paul.

Lalu tangannya bergerak cepat merobek kaos yang dikenakan oleh Melanie, kemudian merenggut branya hingga terlepas sambil tangan yang satunya tetap memeluk tubuh Melanie dari belakang, sementara Alex dengan beringas berusaha melucuti celana jeans yang dikenakan oleh Melanie, memelorotkannya dan menariknya hingga terlepas dari kedua kakinya, sehingga saat ini Melanie hanya tinggal mengenakan celana dalamnya saja.

Tubuh mulusnya sudah terbuka saat Alex mengangkat kedua belah kaki gadis itu sebatas pinggangnya dan memposisikan tubuhnya diantara selangkangan Melanie, sekarang posisi tubuh Melanie tampak menggantung di antara tubuh Paul dan Alex, Melanie menjerit jerit dan mulai menangis saat Alex menyingkapkan celana dalamnya ke arah samping dan mulai menghujamkan batang penisnya ke liang vagina Melanie yang kering kerontang itu.

"Jangan.. Jangan.. Perkosa saya..!!" pinta Melanie memelas sambil meronta berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan Paul, kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sehingga rambut panjangnya yang menjuntai ke bawah itu ikut tersibak.
"Cepetan lex.. Abis itu gantian gua.." ujar Paul sambil tetap menopang tubuh Melanie.
"Iya.. Tapi sempit banget nih cewek.." jawab Alex sambil terus mendorongkan penisnya ke dalam liang kewanitaan Melanie, membuat gadis itu makin menjerit dan meronta kesakitan, kakinya melejang lejang berusah lepas dari cengkeraman tangan Alex, sementara kedua tangannya menggapai dan meraih leher Paul berusaha mencari posisi untuk mendorongkan tubuhnya, tapi semuanya itu sia sia karena tenaga Alex dan Paul lebih kuat dari tenaganya.

"Arghh.. Saakitt.. Lepaskann.. Sakitt..!!" jerit Melanie parau, lalu menggigit bibirnya sendiri, matanya membeliak menahan sakit yang mendera selangkangannya, seluruh urat-uratnya menegang, kepalanya terdongak dan tubuhnya melenting ke atas sambil kedua tangannya makin erat merangkul leher Paul, saat Alex berhasil menghujamkan seluruh batang penisnya dan membenamkannya dalam-dalam ke liang vaginanya.

"Periihh.." rintih Melanie pelan sambil menangis meratapi kegadisannya yang telah direnggut paksa oleh Alex.

Tubuh Melanie terguncang-guncang dengan keras, membuat buah dadanya yang indah dan besar itu juga ikut menggeletar saat Alex memompanya dengan kasar. Batang penisnya tampak bergerak maju mundur bergesekan dengan celana dalam Melanie yang tersingkap ke samping, tiba tiba tubuh Alex menegang, dia melepaskan kedua tangannya dari kaki Melanie dan langsung merengkuh pinggang gadis itu, kemudian menariknya ke atas dan mendesakkan tubuhnya sendiri ke arah selangkangan Melanie supaya batang penisnya dapat melesak dan terbenam lebih dalam di liang vagina gadis itu, Alex mendengus keras saat penisnya memuncratkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang kewanitaan Melanie.

Melanie hanya melenguh pelan saat merasakan cairan sperma Alex memenuhi liang rahimnya, darah perawan Melanie tampak menetes dari bibir kemaluannya saat Alex mencabut batang penisnya dan bertukar posisi dengan Paul yang sudah bernafsu untuk menggagahi tubuh telanjang Melanie.

Paul masih sempat merobek celana dalam gadis itu dan melemparkannya ke arah Aske sebelum dia mulai memperkosa dan menyetubuhi tubuh indah Melanie..

Akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan kami dengan tawa penuh kemenangan, saat itu kami benar-benar tidak berdaya, kami hanya bisa menyesali peristiwa naas ini, menangis dan berpelukan satu sama lain, berharap semoga kami tidak sampai hamil akibat perbuatan mereka.

Dalam hati aku memaki dan menyumpahi mereka, mudah mudahan suatu saat kelak, anak, istri atau keluarga mereka akan merasakan bagaimana sakitnya diperkosa..

TAMAT




Komentar

0 Komentar untuk "Aske dan karyawati baru - 3"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald